KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah
SWT karena berkat-Nya lah kami dapat menyelesaikan Makalah tentang Asuhan Pada Bayi usia 2-6 minggu. Serta tidak
lupa pula kami ucapkan shalawat beriring salam kepada Nabi besar Muhammad SAW
yang telah membawa kita dari zaman kebodohan menuju zaman yang penuh teknologi
seperti yang kita rasakan saat ini.
Kami berharap semoga makalah ini
dapat berguna bagi semua pihak, untuk berbagai kepentingan khususnya bagi
mahasiswa Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Tasikmalaya.
Kami menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dalam menyusun makalah ini, maka dari itu kami mengaharapkan
kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk perbaikan penulisan
makalah ini di masa yang akan datang.
Tasikmalaya,
September 2013
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR..............................................................................................
i
DAFTAR ISI.............................................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang....................................................................................... ..
1
B. Rumusan
Masalah................................................................................... ..
1
C. Maksud
dan Tujuan................................................................................ ..
2
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pemberian Minum....................................................................................
3
B.
Menolong BAB (Buang Air Besar).........................................................
5
C.
Menolong BAK (Buang Air Kecil).......................................................... 6
D.
Kebutuhan Istirahat/Tidur........................................................................
6
E.
Menjaga Kebersihan Kulit Bayi...............................................................
7
F.
Menjaga Keamanan Bayi........................................................................
7
G.
Mendeteksi Tanda-tanda Bahaya Pada
Bayi...........................................
8
H.
Penyuluhan SebelUM Bayi Pulang
......................................................... 8
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan..............................................................................................
12
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Bayi baru
lahir mengalami beberapa perubahan sebagai bentuk adaptasi dari kehidupan intra
uterin kekehidupan ekstra uterin. Perubahan – perubahan yang cepat dan kompleks
itu dimulai dengan terpotongnya tali umbilikus, selain ada beberapa perubahan
fisiologis pada bayi baru lahir kita juga harus mengetahui ciri –ciri umum bayi
baru lahir normal. Untuk mengetahui ciri – ciri tersebut kita tentukan
melakukan suatu pemeriksaan fisik terhadap bayi baru lahir .
Pemeriksaan
fisik bayi baru lahir adalah pemeriksaan awal yang dilakukan terhadap bayi
setelah berada di dunia luar yang bertujuan untuk mengetahui apakah bayi dalam
keadaan normal dan memeriksa adanya penyimpangan/kelainan pada fisik, serta ada
atau tidaknya refleks primiti. Pemeriksaan fisik dilakukan setelah kondisi bayi
stabil, biasanya 6 jam setelah lahir.
Pemeriksaan
fisik bayi baru lahir memerlukan pengetahuan dan keterampilan yang adekuat,
sehingga tidak akan menimbulkan resiko yang dapat membahayakan bayi. Pada
pemeriksaan ini yang paling penting adalah cara menjaga agar bayi tidak
mengalami hipotermia dan trauma dari tindakan yang kita lakukan.
Jangan lupa
untuk melakukan inform consent terlebih dahulu kepada ibu/orang tua bayi,
apabila bayi telah dirawat gabungkan bersama ibunya, yang harus dilakukan
terhadap bayi baru lahir pada saat melakukan suatu pengkajian, pemahaman dasar
mengenai cara melakukan pengkajian pada bayi baru lahir adalah dengan
menggunakan suatu pemeriksaan terhadap bayi dan menilai penampilan serta
prilaku bayi, hal ini di karenakan kita tidak dapat menentukan keadaan bayi
jika tidak dilakukan suatu pemeriksaan untuk merencanakan asuhan yang akan
diberikan pada bayi, karena bayi belum bisa berkomunikasi seperti orang dewasa
maka penampilan dan prilakunya lah yang akan kita nilai.
B.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari pembuatan makalah ini antara lain
:
-
Apa peran bidan pada bayi 2-6 hari ?
-
Apa saja kebutuhan bayi 2-6 hari ?
-
Apa saja rencana asuhan yang akan
diberikan bidan pada bayi 2-6 hari?
C.
Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini
adalah
1. Mengetahui
peran bidan pada bayi 2-6 hari
2. Mengetahui kebutuhan
bayi 2-6 hari
3. Mengetahui
rencana asuhan yang akan diberikan bidan pada bayi 2-6 hari
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pemberian
Minum
a. Konsep
Dasar
Salah
satu dan yang pokok minuman yang hanya boleh dikonsumsi oleh Bayi Baru Lahir
dan diberikan secara cepat/dini adalah Air Susu Ibu (ASI), karena ASI merupakan
makanan yang terbaik bagi bayi. ASI diketahui mengandung zat gizi yang paling
sesuai kualitas dan kuantitasnya untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi.
Berikan ASI sesering mungkin sesuai keinginan bayi (On demand) atau sesuai keinginan ibu (jika payudara penuh) atau
sesuai kebutuhan bayi setiap 2-3 jam (paling sedikit setiap 4 jam), berikan ASI
dari salah satu payudara sampai payudara benar-benar kosong, setelah itu kalau
masih kurang baru diganti dengan payudara sebelahnya. Berikan ASI saja (ASI
eksklusif) sampai bayi berumur 6 bulan. Selanjutnya pemberian ASI diberikan
hingga anak berusia 2 tahun, dengan penambhan makanan lunak atau padat yang
disebut MPASI (Makanan Pendamping ASI). Banyak sekali keuntungan yang diperoleh
dari ASI. Tidak saja dalam keuntungan pertumbuhan dan perkembangan bayi, tapi juga
hubungan kasih sayang antara ibu dan bayi memberikan dukungan yang sangat besar
terhadap terjadinya proses pembentukan emosi positif pada anak, dan berbagai
keuntungan bagi ibu.
Rangsangan
isapan bayi pada puting akan diteruskan oleh serabut syaraf ke hipofise
anterior untuk mengeluarkan hormon prolaktin. Dimana hormon inilah yang akan
memacu payudara untuk menghasilkan ASI. Pada hari-hari pertama kelahiran bayi,
apabila penghisapan puting susu cukup adekuat maka akan dihasilkan secara
bertahap menghasilkan 10-100 cc ASI. Produksi ASI akan optimal setelah hari
10-14 usia bayi. Bayi sehat akan mengkonsumsi ASI 700-800 cc ASI per hari
(kisaran 600-1000 cc) untuk tumbuh kembang bayi. Produksi ASI mulai menurun
(500-700 cc) setalah 6 bulan pertama dan menjadi 400-600 cc pada 6 bulan kedua.
Produksi ASI akan menjadi 300-500 cc pada tahun kedua usia anak (JNPK-KR,
2007).
Adapun
refleks laktasi yang terdapat pada bayi baru lahir diantaranya :
1)
Refleks mencari puting
(rooting), yaitu bayi menoleh ke arah sentuhan di pipinya atau didekat mulut,
berusaha untuk menghisap
2)
Refleks menghisap (suckling),
yaitu areola puting susu tertekan gusi bayi, lidah, dan langit-langit sehingga
sinus laktiferus tertekan dan memancarkan ASI
3)
Refleks menelan
(swallowing), dimana ASI di mulut bayi mendesak otot di daerah mulut dan faring
sehingga mengaktifkan refleks menelan dan mendorong ASI ke dalam lambung
(JNPK-KR, 2007)
4)
Keuntungan memberikan
ASI diantaranya adalah adanya keterikatan emosional ibu dan bayi, sebagai
kekebalan pasif (kolostrum) untuk bayi, dan merangsang kontraksi uterus.
Pada
saat mulai pemberian ASI lakukan secara dini begit bayi lahir, tali pusat
diikat dan di potong segera telungkupkan bayi di atas perut ibu skin to skin
kemudian selimuti mereka berdua, biarkan bayi mencari puting susu ibunya, dan
ibu membantu memegang tubuh bayi agar tidak jatuh, biarkan bayi di atas perut
ibu minimal satu jam sampai berhasil menyusu pada ibu dan anjurkan ibu memeluk
dan menyusui bayinya, sehingga dapat merangsang produksi ASI, memperkuat
refleks menghisap bayi (refleks menghisap paling kuat dalam beberapa jam
pertama setelah lahir) (JNPK-KR, 2007).
b. Pedoman
menyusui ASI diantaranya adalah :
Inisiasi
menyusu dini (IMD) atau Menyusui segera setelah lahir biarkan minimal satu jam
di atas perut ibu. Jangan berikan makanan atau minuman lain selain ASI (ASI
eksklusif selama 6 bulan), kecuali ada alasan medis (sangat jarang atau tidak
memiliki ASI). Berikan ASI sesuai dengan dorongan alamiah (kapanpun dimanapun)
selama bayi menginginkan.
Tanda
posisi bayi menyusu dengan baik yaitu dagu menyentuh payudara, mulut bayi
terbuka lebar, hidung mendekat atau kadang menyentuh payudara, mulut mencakup
sebanyak mungkin areola bagian bawah, bibir bawah melengkung keluar, bayi
menghisap dengan kuat namun perlahan dan kadang-kadang berhenti sesaat.
(JNPK-KR, 2007).
c. Perawatan
payudara selama ibu menyusui
-
Atur ulang posisi
menyusui jika mengalami kesulitan dan ubah posisi untuk mencegah luka pada
payudara
-
Mengeringkan payudara
setelah menyusui
-
Untuk mencegah lecet
dan retak oleskan sedikit ASI ke puting (lecet dan retak pada puting susu tidak
berbahaya)
-
Keringkan dulu sebelum
menggunakan pakaian
-
Jika ibu mengalami
mastitis/tersumbatnya saluran ASI anjurkan ibu untuk tetap memberikan ASI
- Tanda
dan gejala bahaya dalam menyusi yaitu diantaranya adalah bintik/garis merah
panas pada payudara, teraba gumpalan/bengkak pada payudara, demam (˃38˚c)
(JNPK-KR, 2007).
Berkaitan
dengan ASI, bidan memiliki tugas utama diantaranya sperti memberdayakan
perawatan payudara, cara menyusui, merawat tali pusat dan memandikan bayi.
Serta mengatasi masalah laktasi dan memantau keadaan ibu dan bayi. (JNPK-KR,
2007).
B. Menolong
Buang Air Besar (BAB) Pada Bayi
Jumlah
feses pada bayi baru lahir cukup bervariasi selama minggu pertama dan jumlah
paling banyak adalah antara hari ketiga dan keenam. Feses transisi (kecil-kecil
berwarna coklat sampai hijau karena adanya mekonium) dikeluarkan sejak hari
ketiga sampai keenam. Bayi baru lahir yang diberi makan lebih awal akan cepat
mengeluarkan tinja dari pada mereka yang diberi makan kemudian. Tinja dari bayi
yang disusui ibunya berbeda dengan tinja yang diberi susu botol.
Tinja
dari bayi yang disusui lebih lunak berwarna kuning emas dan tidak menyebabkan
iritasi pada kulit bayi. Adalah normal bagi bayi untuk defekasi setelah diberi
makan atau defekasi 1x setiap 3 atau 4 hari. Walaupun demikian konsistensi
tinja tetap lunak dan tidak berbentuk. Tinja dari bayi yang minum susu botol
berbentuk, namun tetap lunak, berwarna kuning pucat dan memiliki bau yang khas.
Tinja ini cenderung mengiritasi kulit bayi. Jumlah tinja akan berkurang pada
minggu kedua dari 5 atau 6x defekasi setiap hari (1x defekasi setiap kali
diberi makan) menjadi 1 atau 2x sehari. Bayi mulai memiliki pola defekasi pada
minggu kedua kehidupannya. Dengan tambahan makanan padat tinja bayi akan
menyerupai tinja orang dewasa. Bayi biasanya dalam 3 hari pertama BAB, tinja
masih dalam bentuk mekonium dan normalnya bayi BAB paling tidak 1x sehari.
Setiap
kali bayi BAB, maka segera bersihkan daerah bokong bayi, agar tidak lecet dan
mengganggu kenyamanan bayi, karena jika daerah bokong lembab dan kotor mudah
mengalami lecet sehingga nantinya bayi akan rewel, untuk membersihkan daerah
bokong, sebaiknya memakai air bersih hangat dan sabun, kemudian segera
keringkan dengan handuk secara lembut. Ibu, keluarga atau bidan setelah
menolong bayi BAB, segera cuci tangan di air mengalir dengan memakai sabun.
C. Menolong
Buang Air Kecil (BAK)
Fungsi
ginjal mirip dengan fungsi yang dimiliki pada orang dewasa belum terbentuk pada
tahun kedua yang dimiliki oleh bayi. Biasanya sejumlah kecil urine terdapat
pada kandung kemih bayi saat lahir tapi BBL mungkin tidak mengeluarkan urine selama
12-24 jam. Berkemih sering terjadi setelah periode ini. Berkemih 6-10x dengan
warna urine pucat menunjukan masukan cairan yang cukup atau berkemih ˃8x
pertanda ASI cukup. Umumnya bayi cukup bulan mengeluarkan urine 15-16
ml/kg/hari. Untuk menjaga bayi tetap bersih, hangat, dan kering, maka setelah
BAK harus diganti popoknya.
Sama
seperti diatas, setiap kali bayi BAK, maka segera bersihkan daerah bokong bayi,
agar tidak lecet dan mengganggu kenyamanan bayi, akan tetapi kalau hanya buang
air kecil tidak perlu memakai sabun cukup dengan menggunakan kapas Desinfektan
Tingkat Tinggi (DTT) yaitu kapas DTT yang dicerelup ke dalam air DTT (air
direbus hingga mendidih setelah itu hitung 20 menit) karena jika daerah bokong
lembab dan kotor mudah mengalami lecet sehingga nantinya bayi akan rewel,
kemudian segera keringkan dengan handuk secara lembut. . Ibu, keluarga atau
bidan setelah menolong bayi BAB, segera cuci tangan di air mengalir dengan
memakai sabun.
D. Kebutuhan
Istirahat/Tidur
Dalam
2 minggu pertama setelah lahir, bayi normalnya sering tidur. Neonatus sampai
usia 3 bulan rata-rata tidur sekitar 16 jam sehari. Pada umumnya bayi mengenal
malam hari pada usia 3 bulan. Sediakan selimut dan ruangan yang hangat,
pastikan bayi tidak terlalu panas atau terlalu dingin. Jumlah total tidur bayi
akan berkurang seiring bertambahnya usia bayi, pola ini dapat terlihat pada
tabel berikut :
USIA
|
LAMA
TIDUR
|
1
minggu
|
16,5
jam
|
1
tahun
|
14
jam
|
2
tahun
|
13
jam
|
5
tahun
|
11
jam
|
9
tahun
|
10
jam
|
E. Menjaga
Kebersihan Kulit Bayi
Bayi
sebaiknya dimandikan sedikitnya 6 jam setelah lahir. Sebelum dimandikan periksa
bahwa suhu tubuh bayi stabil (suhu aksila 36,5-37,5˚C). Jika suhu tubuh bayi
masih di bawah batas normal maka selimuti tubuh bayi dengan longgar, tutupi
bagian kepala, tempatkan bersama dengan ibunya (skin to skin), tunda memandikan
bayi sampai suhu tubuhnya stabil dalam waktu 1 jam. Tunda juga untuk memandikan
bayi jika mengalami gangguan pernapasan.
Ruangan
untuk memandikan bayi harus hangat dan tidak ada tiupan angin. Mandikan bayi
secara cepat dengan air bersih dan hangat. Setelah bayi dimandikan, segera
keringkan dan selimuti kembali bayi, kemudian berikan kepada ibunya untuk
disusui dengan ASI.Memandikan harian pada bayi dilakukan harus di ruangan yang
hangat, bebas dari hembusan angin langsung dan tergantung kondisi udara. Jangan
memandikan bayi langsung saat bayi baru bangun tidur, karena sebelum adanya
aktivitas dan pembakaran energi di khawatirkan terjadi hipotermi dan bayi masoh
kedinginan. Prinsip memandikan bayi adalah cepat dan hati-hati, pada saat
memandikan usahakan membasahi bagian-bagian tubuh tidak langsung sekaligus :
1)
Bagian kepala : lap
muka bayi dengan waslap lembut, tidak usah memakai sabun, kemudian lap dengan
handuk , lalu basahi kepala bayi dengan air kemudian pakailah sampo kalau
rambut kotor, kemudian dibilas lalu keringkan dengan handuk.
2)
Bagian tubuh : buka
pembungkus bayi, pakaian dan popok, kalau bayi BAB, bersihkan terlebih dahulu,
kemudian lap tubuh bayi dengan cepat dan keringkan memakai waslap yang telah
diberi air dan sabun mulai dari leher, dada, perut, punggung, kaki dengan
cepat, kemudian angkat tubuh bayi dan celupkan ke bak mandi yang telah diisi
air dengan hangat ±37˚C.
3)
Angkat tubuh bayi lalu
keringkan dengan handuk, pakaikan minyak, keringkan dengan handuk. Pakaikan
minyak telon pada dada, pelon pada dada, perut dan punggung janganpakaikan
bedak, lalu pakaikan baju, kemudian bayi di bungkus agar hangat dan dekapkan ke
tubuh ibu.
F.
Menjaga Keamanan Bayi
Jangan
sesekali meninggalkan bayi tanpa ada yang menunggu. Hindari pemberian apapun ke
mulut bayi selain ASI, karena bayi bisa tersedak. Jangan menggunakan alat
penghangat buatan di tempat tidur.
G. Mendeteksi
Tanda-Tanda Bahaya Pada Bayi
Jika
menemukan kondisi ini, harus segera dilakukan pertolongan dan orang tua harus
mengetahuinya seperti :
a. Pernapasan
sulit atau lebih dari 60x permenit
b. Terlalu
hangat (˃38˚C) atau terlalu dingin (˂36˚C)
c. Kulit
bayi kering (terutama 24 jam pertama), biru, pucat atau memar
d. Hisapan
saat menyusu lemah, rewel, sering muntah, mengantuk berlebihan
e. Tali
pusat merah, bengkak, berbau busuk, keluar cairan, berdarah
f. Tanda-tanda
infeksi seperti suhu tubuh meningkat, merah, bengkak, bau busuk, keluar cairan,
pernapasan sulit
g. Tidak
BAB dalam 3 hari, tidak BAK dalam 24 jam, tinja lembek/cair, sering berwarna
hijau tua, ada lendir atau darah
h. Menggigil,
rewel, lemas, mengantuk, kejang, tidak bisa tenang, menangis terus menerus.
H. Penyuluhan
Sebelum Bayi Pulang
a. Perawatan
tali pusat
Banyak
pendapat tentang cara terbaik untuk meraawat tali pusat. Telah dilaksanakan
beberapa uji klinis untuk membandingkan cara penanganan tidak ada peningkatan
kejadian infeksi luka pada luka tali pusat bila dibiarkan terbuka dan tidak
melakukan apapun selain membersihkan luka tersebut dengan air bersih. Untuk
diwaspadai bagi negara-negara yang beriklim tropis, penggunaan alkohol yang
populer dan terbukti efektif di daerah panas alkohol mudah menguap dan terjadi
penurunan efektifitasnya.
Bedak
antiseptik juga dapat kehilangan efektifitasnya terutama dalam suasana
kelembaban tinggi (bila tidak dijaga). Sehingga penggunaan bahan tersebut dapat mengakibatkan
peningkatan infeksi, kecuali bila obat tersebut dapat dijaga tetap kering dan
dingin. Karena tidak ada bukti kuat dari penggunaan alkohol tersebut mahal
serta sulit untuk mendapat bahan yang berkualitas. Untuk sementara agar ibu
nifas membiarkan luka tali pusat mengering sendiri. Hasil penelitian tersebut
diatas menunjukkan bahwa dengan membiarkan tali pusat mengering, tidak di tutup
dan hanya dibersihkan setiap hari menggunakan air bersih, merupakan cara paling
cost effective untuk perawatan tali pusat.
Bidan
hendaknya menasehati ibu agar tidak membubuhkan apapun pada sekitar daerah tali
pusat karena dapat mengakibatkan infeksi. Hal ini disebabkan karena
meningkatnya kelembaban (akibat penyerapan oleh bahan tersebut) badan bayi
sehingga menciptakan kondisi yang ideal bagi tumbuhnya bakteri. Penting untuk
dinasehatkan kepada ibu, agar tidak membubuhkan apapun dan hendaknya tali pusat
dibiarkan membuka agar tetap kering. Setiap kali selesai memandikan, tali pusat
di lap kering dan biarkan terbuka, jika tali pusat terkena kotoran bayi
dibersihkan segera dengan air bersih dan sabun kemudian keringkan.
b. Pemberian
ASI
Rangsangan
isapan bayi pada puting susu ibu akan diteruskan oleh serabut syaraf ke
hipofise anterior untuk mengeluarkan hormon prolaktin. Prolaktin inilah yang
memacu payudara untuk menghasilkan ASI. Semakin sering bayi menghisap puting
susu akan semakin banyak prolaktin dan ASI dikeluarkan. Pada hari-hari pertama
kelahiran bay, apabila penghisapan puting susu cukup adekuat maka akan
dihasilkan secara bertahap 10-100 ml ASI. Produksi ASI akan optimal setelah
hari 10-14 usia bayi. Bayi sehat akan mengkonsumsi 700-800 ml ASI per hari
(kisaran 600-1000 ml untuk tumbuh kembang bayi). Produksi ASI mulai menurun
(500-700 ml) setelah 6 bulan kedua usia bayi. Produksi ASI akan meningkat
menjadi 300-500 pada tahun kedua usia anak.
c. Refleks
Laktasi
Dimasa
laktasi, terdapat 2 mekanisme refleks pada ibu yaitu refleks prolaktin dan
refleks oksitosin berperan dalam produksi ASI dan involusi uterus (khususnya
pada masa nifas).
Pada bayi, terdapat 3
jenis refleks, yaitu :
1)
Refleks mencari puting
susu (rooting refleks)
Bayi akan menoleh ke
arah dimana terjadi sentuhan pada pipinya. Bayi akan membuka mulutnya apabila
bibirnya disentuh dan berusaha untuk menghisap benda yang disentuhkan tersebut.
2)
Refleks menghisap
(suckling refleks) :
Rangsangan puting suus
pada langit-langit bayi menimbulkan refleks menghisap. Isapan ini akan
menyebabkan areola dan puting susu ibu tertekan gusi, lidah dan langit-langit
bayi sehingga sinus laktifus dibawah areola dan ASI terpancar keluar.
3)
Refleks menelan
(swallowing refleks) :
Kumpulan ASI didalam mulut
bayi mendesak otot-otot di daerah mulut dan fraing untuk mengaktifkan refleks
menelan dan mendorong ASI kedalam lambung bayi. Keuntungan memberikan ASI :
-
Mempromosikan
keterikatan emosional ibu dan bayi
-
Memberikan kekebalan
pasif yang segera kepada bayi melalui kolostrum
-
Merangsang kontraksi
uterus
d. Memulai
pemberian ASI
Prinsip
pemberian ASI adalah sedini mungkin dan eksklusif. Bayi baru lahir harus
mendapat ASI dalam waktu satu jam setelah lahir. Anjurkan ibu untuk memeluk
bayinya dan mencoba segera menyusukan bayi setelah tali pusat diklem dan
dipotong. Beritahu bahwa penolong akan selalu membantu ibu untuk menyusukan
bayi setelah plasenta lahir dan memastikan ibu dalam kondisi baik (termasuk
menjahit laserasi). Keluarga dapat membantu ibu untuk memulai pemberian ASI
lebih awal.
1) Memulai
pemberian ASI secara dini akan :
- Merangsang
produksi susu
- Memperkuat
refleks menghisap bayi
- Refleks
menghisap awal pada bayi paling kuat dalam beberapa jam peratam setelah lahir
2) Jelaskan
pada ibu dan keluarganya tentang manfaat kontak langsung ibu-bayi dan anjurkan
untuk menyusukan bayinya sesering mungkin untuk merangsang produksi ASI
sehingga mencukupi kebutuhan bayi itu sendiri (Enkin, et al, 2000). Yakkinkan
ibu dan keluarganya bahwa kolostrum (susu beberapa hari pertama kelahiran)
adalah zat bergizi dan mengandung semua unsur yang diperlukan bayi. Minta ibu
utnuk memberi ASI sesuai dengan keinginan atau dorongan naluriah bayinya. Pada
saat bayi melepaskan puting susu yang satu, minta ibu untuk memberikan puting susu
yang lainnya. Jelaskan pada ibu bahwa membatasi lama bayi ibu menyusu akan
mengurangu jumlah nutrisi yang diterima bayi dan menurunkan produksi susunya.
Anjurkan ibu untuk bertanya mengenai pemberian ASI dan kemudian beri jawaban
lengkap dan jelas. Pesankan untuk mencari pertolongan bila ada masalah dengan
pemberian ASI.
e. Posisi
menyusui
Posisi
bayi saat menyusui sangat menentukan keberhasilan pemberian ASI dan mencegah
lecet puting susu. Pastikan ibu memeluk bayinya dengan benar. Berikan bantuan
dan dukungan jika ibu memerlukannya, terutama jika ibu pertama kali menyusui
atau ibu bersuai sangat muda. Ibu berpengalaman sekalipun tetap memerlukan
bantuan untuk mulai menyusukan bayi barunya.
Posisi
menyusui yang baik hendaknya ibu melakukan hal antara lain :
1) Lengan
ibu menopang kepala, leher dan seluruh badan bayi (kepala dan tubuh berada pada
satu garis lurus), muka bayi menghadap ke payudara ibu, hidung bayi didepan
puting susu ibu. Posisi bayi harus sedemikian rupa sehungga perut bayi
menghadap ke perut ibu.
2) Ibu
mendekatkan bayinya ke tubuhnya (muka bayi ke payudara ibu) dan mengamati bayi
siap menyusu, bergerak mencari, dan menoleh.
3) Ibu
menyentuhkan puting suusnya ke bibir bayi, menunggu hingga mulut bayi ternbuka
lebar kemudian mengarahkan mulut bayi ke puting susu ibu sehingga bibir bayi
dapat menangkap puting susu tersebut.
4) Tanda-tanda
posisi bayi menyusu dengan baik :
-
Dagu menyentuh payudara
ibu
-
Mulut terbuka lebar
-
Hidung bayi mendekati
dan kadang-kadang menyentuh payudara ibu
-
Mulut bayi mencakup
sebanyak munbkin areola (tidak hanya puting susu saja)
-
Lingkar areola atas
terlihat lebih banyak dibandingkan lingkar areola bawah
-
Lidah bayi menopang
puting dan areola bagian bawah
-
Bibir bayi melengkung
keluar
-
Bayi mebghisap kuat dan
dalam secara perlahan dan kadang-kadang disertai dengan berhenti sesaat.
5) Posisi
menyusui yang diuraikan di atas adalah posisi dimana ibu telah memiliki
kemampuan untuk duduk dan melakukan mobilisasi secukupnya. Masih ada beberapa
posisi alternatif yang disesuaikan dengan kemampuan ibu setelah melahirkan
anaknya, misalnya posisi berbaring terlenmtang, miring kiri atau miring kanan,
dsb. Posisi ibu berbaring telentang dan setengah duduk mungkin lebih sesuai
untuk pemberian ASI dini.
f. Jaga
kehangatan bayi
Berikan
bayi kepadaa ibunya secepat mungkin. Kontak antara ibu dengan kulit bayi sangat
penting untuk kehangatan mempertahankan panas tubuh bayi. Gantilah handuk/kain
yang basah, dan bungkus bayi tersebut dengan selimut dan jangan lupa memastikan
kepala bayi telah terlindungi dengan baik untuk mencegah kehilangan panas.
Apabila suhu bayi ˃36,5˚, segera hangatkan bayi dengan teknik metode kangguru.
Perawatan metode kangguru adalah perawtan untuk bayi prematur dengan melakukan
kontak langsung antara kulit bayi dengan kulit ibu. Metode ini sangat tepat dan
mudah dilakukan guna mendukung kesehatan dan keselamatan bayi yang baru lahir
prematur maupun yang aterm. Kehangatan tubuh ibu merupakan sumber efektif. Hal
ini terjadi bila ada kontak langsung antara kulit ibu dengan kulit bayi.
Prinsip
ini dikenal sebagai skin to skin contact
atau meyode kangguru. Perawatan dengan metode kangguru merupakan cara
efektif untuk memenuhi kebutuhan bayi yang paling mendasar yaitu kehangatan,
ASI, perlindungan dari infeksi, stimulasi, keselamatan dan kasih sayang.Bayi
baru lahir daoat kehilangan panas tubuhnya melalui cara-cara berikut :
1)
Evaporasi
adalah jalan utama bayi kehilangan panas. Kehilangan
panas dapat terjadi penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh oleh panas
tubuh bayi sendiri karena setelah lahir, tubuh bayi tidak segera dikeringkan
dan di selimuti.
2)
Konduksi
adalah kehilangan panas tubuh melalui kontak
langsung antara tubuh bayi dengan permukaan yang dingin. Meja, tempat tidur
atau timbangan yang temperaturnya lebih rendah dari tubuh bayi akan menyerap
panas tubuh bayi melalui mekanisme konduksi apabila bayi diletakkan di atas
benda-benda tersebut.
3)
Konveksi
adalah kehilangan panas yang terjadi saat bayi
terpapar udara sekitar yang lebih dingin. Bayi yang dilahirkan atau ditempatkan
di dalam ruangan yang dingin akan cepat mengalami kehilangan panas. Kehilangan
panas juga terjadi jika terjadi konveksi aliran uadara dari kipas angin,
hembusan udara melalui ventilasi atau pendingin ruangan.
4)
Radiasi
adalah kehilangan panas yang terjadi karena bayi
ditempatkan di dekat benda-benda yang mempunyai suhu tubuh lebih rendah dari
suhu tubuh bayi.Bayi bisa kehilangan panas dengan cara ini karena benda-benda
tersebut menyerap radiasi panas tubuh bayi (walaupun tidak bersentuhan secara
langsung).
g. Mencegah
kehilangan panas
Cegah
terjadinya kehilangan panas melalui upaya sebagai berikut :
1) Keringkan
bayi dengan seksama : pastikan tubuh bayi dikeringkan segera setelah lahir
untuk mencegah kehilangan panas yang disebabkan oleh evaporasi cairan ketuban
pada tubuh bayi. Keringkan bayi dengan handuk atau kain yang telah disiapkan
diatas perut ibu. Mengringkan dengan cara menyeka tubuh bayi juga merupakan
rangsangan taktil untuk membantu bayi memulai pernapasnnya.
2) Selimuti
bayi dengan selimut atau kain bersih dan hangat : segera setelah mengeringkan
tubuh bayi dan memotong tali pusat, ganti handuk atau kain yang dibasahi oleh
cairan ketuban kemudian selimuti tubuh bayi dengan selimut atau kain yang
hangat, kering dan bersih. Kain basah di dekat tubuh bayi dapat menyerap panas
tubuh bayi melalui proses radiasi. Ganti handuk, selimut atau kain yang basah
diganti dengan selimut atau akain yang baru (hangat, bersih, dan kering).
3) Selimuti
bagian kepala bayi : pastikan bagian kepala bayi ditutupi atau diselimuti
setiap saat. Bagian kepala bayi memiliki luas permukaan yang relatif luas dan
bayi akan dengan cepat kehilangan panas jika bagian tersebut tidak tertutup.
4) Anjurkan
ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya : pelukan ibu pada tubuh bayi sapat
menjaga kehangatan tubuh dan mencegah kehilangan panas. Anjurkan ibu untuk
menyusukan bayinya segera setelah lahir. Sebaiknya pemberian ASI harus dimulai
dalam waktu 1 jam pertama kelahiran.
5) Jangan
segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir : karena bayi baru lahir cepat
dan mudah kehilangan panas tubuhnya (terutama jika tidak berpakaian), sebelum
melakukan penimbangan, terlebih dulu selimuti bayi dengan kain atau selimut
bersih dan kering.berat badan bayi dapat dinilai dari selisih berat bayi pada
saat berpakaian/diselimuti dikurangi dengan berat pakaian/selimut. Bayi
sebaiknya dimandikan (sedikitnya) 6 jam setelah lahir. Memandikan bayi dalam
beberapa jam pertama setelah lahir dapat menyebabkan hipotermia yang sangat
membahayakan kesehatan bayi baru lahir.
6) Praktik
memandikan bayi yang dianjurkan : tunggu sedikitnya 6 jam setelah lahir,
sebelum memandikan bayi (lebih lama jika bayi mengalami asfiksia atau
hipotermia). Sebelum memandikan bayi periksa bahwa suhu tubuh bayi stabil (suhu
aksila 36,5˚-37,5˚C). Jika suhu tubuh bayi masih dibawah 36,5 selimuti kembali
tubuh bayi secara longgar, tutupi bagian kepalanya dan tempatkan bersama ibunya
ditempat tidur atau lakukan persentuhan kulit ibu-bayi dan selimuti keduanya.
7) Tunda
memandikan bayi bila suhu tubuh bayi tetap stabil dalam waktu (paling sedikit)
1 jam : tunda untuk memandikan bayi yang sedang mengalami maslah pernapasan.
Sebelum bayi dimandikan, pastikan ruang mandinya hangat dan tidak ada tiupan
angin. Siapkan handuk bersih dan kering untuk mengeringkan tubuh bayi dan
beberapa lembar kain atau selimut bersih dan kering untuk menyelimuti
tubuh bayi setelah dimandikan. Mandikan
bayi secara cepat dengan air bersih dan hangat. Segera keringkan bayi denagn
menggunakan handuk bersih dan kering. Ganti handuk yang basah dengan selimut
bersih dan kering, kemudian selimuti tubuh bayi secara longgar. Pastikan bagian
kepala bayi diselimuti dengan baik. Bayi dapat diletakkan bersentuhan kulit
dengan ibu dan diselimuti dengan baik. Ibu dan bayi disatukan di tempat dan
anjurkan ibu untuk menyusukan bayinya.
h. Tempatkan
bayi di lingkungan yang hangat
Tempatkan
bayi di lingkungan yang hangat. Idealnya bayi ditempatkan di tempat tidur yang
sama dengan ibunya di tempat tidur yang sama. Menempatkan bayi bersama ibunya
adalah cara yang paling mudah untuk menjaga bayi agar tetap hangat, mendorong
ibu segera menyusukan bayinya dan mencegah paparan infeksi pada bayi.
i. Tanda-tanda
bahaya
Jika
timbul tanda-tanda bahaya, ajarkan ibu untuk melakukan : berikan pertolongan
pertama sesuai kemampuan ibu dan sesuai kebutuhan sampai bayi memperoleh
perawatan medis lanjutan. Bawa bayi ke RS atau klinik terdekat untuk perawatan
tindakan segera.
j. Imunisasi
Imunisasi
adalah suatu cara memproduksi imunitas aktif buatan untuk melindungi diri
melawan penyakit tertentu dengan memasukkan suatu zat ke dalam tubuh melalui
penyuntikan atau secara oral.
k. Perawatan
harian/rutin
Pencegahan infeksi dan
kecelakaan
Bayi baru lahir sangat
rentan terhadap infeksi yang disebabkan oleh paparan atau kontaminasi
mikroorganisme selama proses persalinan berlangsung maupun beberapa saat
setelah lahir.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Asuhan yang
diberikan pada bayi 6 minggu pertama harus dilakukan secara benar dan tepat
agar bayi merasa nyaman dan tidak terjadi kejadian yang tidak diinginkan. Asuhan
yang diberikan antara lain :
1.
Dalam Pemberian ASI
2.
Pengukuran BB
3.
Kontrol Suhu
4.
Perawatan Tali Pusat
5.
Memandikan Bayi
6.
Penyuluhan Sebelum pada Orang Tua
7.
Mempromosikan vaksinasi
B.
Saran
Diharapkan makalah
ini dapat memberikan manfaat pada para pembaca dalam menambah pengetahuan
tentang asuhan pada bayi 6 minggu pertama. Makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh sebab itu kritk dan saran diharapkan untuk dapat menyempurnakannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar